BERITA

Mengapa Tekstil Berkualitas Rendah Merugikan Konsumen

30 Nov 2025

Di rak toko, harga murah sering terasa seperti kemenangan, tapi di balik label yang ramah dompet itu ada masalah yang bisa membuat Anda mengeluarkan lebih banyak uang, waktu, dan risiko kesehatan. 

Kami akan menjelaskan secara ringkas mengapa memilih tekstil berkualitas rendah bisa berakibat fatal bagi kepuasan dan keamanan Anda.

 

tekstil berkualitas rendah merugikan konsumen

Sumber gambar: Essential Business

 

1. Biaya jangka panjang: murah sekarang, mahal kemudian

Membeli pakaian atau kain murah memang menekan pengeluaran jangka pendek, tetapi produk berkualitas rendah cenderung cepat rusak (robek, luntur, melar) sehingga Anda harus menggantinya lebih sering. Studi dan analisis ekonomi menyebutkan bahwa pola konsumsi “fast fashion” meningkatkan frekuensi pembelian dan total pengeluaran konsumen dari waktu ke waktu, jadi hemat di awal bisa berarti boros pada akhirnya.

Dampak praktis

  • Lebih sering menjahit atau membuang pakaian.
  • Nilai sisa barang turun drastis sehingga sulit dijual atau didonasikan.

 

2. Kesehatan dan keamanan: bahan dan bahan kimia berbahaya

Tekstil murah sering menggunakan pewarna dan finishing yang lebih murah, beberapa mengandung senyawa berbahaya seperti azo dyes, formaldehida, atau logam berat yang dapat menyebabkan iritasi kulit, alergi, dan dalam paparan kronis berisiko kesehatan lebih serius. Penelitian medis terbaru menyoroti potensi risiko dari residu bahan kimia tekstil terhadap kulit dan pernapasan. Jika Anda memiliki kulit sensitif atau keluarga kecil di rumah, risiko ini nyata dan harus diperhitungkan. 

Contoh konsekuensi

  • Ruam, gatal, atau dermatitis kontak.
  • Paparan jangka panjang pada zat tertentu dikaitkan dengan masalah sistemik (menurut studi yang ditinjau).

3. Dampak lingkungan yang memengaruhi konsumen juga

Tekstil sintetis murah (mis. virgin polyester) melepas mikroserat saat dicuci, mikroplastik ini berakhir di lingkungan dan rantai makanan. Selain itu, produksi tekstil murah seringkali bergantung pada proses yang boros air dan polutan cair yang merusak ekosistem lokal.

Dampak lingkungan ini berujung pada biaya sosial yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hidup konsumen (udara, air, dan ketersediaan sumber daya). Laporan industri dan penelitian lingkungan terbaru menegaskan kenaikan emisi dan limbah dari siklus hidup tekstil murah.

Apa artinya bagi Anda

  • Lingkungan yang tercemar sama dengan kualitas hidup menurun (mis. kualitas air, polusi).
  • Kebijakan dan regulasi mungkin berubah, mis. pajak atau pelabelan baru yang bisa memengaruhi harga dan akses produk di masa depan.

 

Baca juga: Tren Thrifting: Mengapa Banyak Orang Memilih Pakaian Bekas Impor?

 

4. Kekecewaan fungsional: warna pudar, ukuran berubah, bau menempel

Tekstil berkualitas rendah sering kali kehilangan warna setelah beberapa kali pencucian, menyusut, atau kehilangan bentuk. Hal ini mengurangi utilitas produk: pakaian tidak lagi nyaman dipakai, tampilannya kusam, dan bau bahan kimia bisa menempel meski sudah dicuci beberapa kali.

Solusi sederhana

  • Periksa komposisi serat (lebih banyak serat alami berkualitas = umur lebih panjang).
  • Perhatikan ulasan pengguna yang menyebut masalah shrinkage atau luntur.

 

5. Nilai etis dan sosial: dampak pada pekerja dan komunitas

Produksi massal dengan biaya rendah sering berhubungan dengan rantai pasok yang menekan upah dan keselamatan pekerja. Sebagai konsumen, memilih produk berkualitas dan transparan membantu mendorong praktik produksi yang lebih adil. Ini adalah aspek nilai yang tidak terlihat di label harga murah.

 

Memilih tekstil berkualitas bukan hanya soal gaya atau gengsi, ini soal efisiensi biaya jangka panjang, kesehatan, kenyamanan, dan tanggung jawab lingkungan-sosial. Kami menyarankan Anda mempertimbangkan umur pakai, bahan, dan asal produk saat membeli.

Bagikan



KEMBALI

BERITA BARU